Jakarta, sebuah kota yang di dalamnya penuh dengan sejuta janji namun janji itu hanyalah sebuah janji yang berakhir pada kekecewaan, tiap tahun banyak warga desa berurbanisasi ke kota hanya untuk mencoba suatu peruntungan dan berharap mereka akan sekses di tanah rantau.
Banyak dari mereka yang harus pulang dengan kebahagiaan namun tidak sedikit pula yang harus pulang ke tanah asal dengan wajah lesu. Mengapa mereka harus merantau? Pertanyaan ini yang selalu terlintas di pikiran kita padahal desa adalah suatu asset yang sangat luar biasa jika kita mau gali dan kita mau kembangkan namun itu semua hanya sekedar wacana pemerintah ketika berkampanye ketika mereka menjadi calon mereka menjanjikan pemerataan, pekerjaan, sekolah gratis , dan kesehatan gratis namun janji hanya tinggal janji desa hanya dijadikan tempat kampanye yang berujung pada kekecewaan yang terjadi pada penduduk desa.
Desa yang semula ramai harus kembali sepi karena ditinggal pemudanya merantau, desa yang memiliki sejuta potensi yang bisa menghidupi mereka dan membangun desa mereka harus ditinggal pemudanya merantau untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, sudah seharusnya lah pemerintah daerah dan pusat memperhatikan pemerataan di desa karena desa adalah asset jika desanya saja ditinggal para pemudanya bagaimana bisa mereka membangun desanya seperti yang terjadi di salah satu kampong di Dampit, Malang.
Mereka harus putus sekolah hanya untuk membantu orang tuanya melaut jikapun bersekola perjalanan dan akses jalan yang sangat susah menghambat mereka, “ Ya anak saya sekolah ga sekolah juga nanti sama kaya bapanya jadi nelayan” tukas seorang ibu yang tinggal di desa itu. Mendengar statement tadi seakan mengisyaratkan mereka sudah lelah dan pasrah dengan keadaan mereka,senada dengan statement itu “Males ka sekolah mendingan kerja dapet duit” kata seorang anak yang tinggal Muara Kamal sangat ironis sementara pemerintah sedang asik dalam perbaikan ruangan sedang asik renovasi ini itu banyak warganya yang harus hidup dalam kebodohan hanya karena tidak sekolah dan banyak desa yang tertinggal tetapi mengapa pemerintah seakan tutup mata pada fenomena itu? mengapa pemerintah hanya diam membisu ketika melihat fenomena itu? Bagaimana Indonesia mau maju jika pemudanya banyak yang tidak bersekolah? Bagaimana desa mau berkembang dan maju jika pemudanya merantau karena kesenjangan antara desa dan kota? Tidak salah jika akhirnya kita hanya menjadi budak di negeri sendiri karena kita kalah saing dengan orang asing yang datang ke Indonesia, susah saatnya kita peka terhadap itu semua.
Buka mata kawan.
( Ahmad Faisal Ramadhan )
Sumber gambar : kotatumpang.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar