Ini adalah kisah dari seorang pemulung dimana di kehidupannya penuh dengan kekurangan. Tetapi dia selalu menganggap kekurangan itu menjadi sebuah anugrah yang di berikan Allah kepadanya. Sehingga senantiasa dia selalu dapat bersyukur kepada Allah dan dia juga beranggapan bahwa Allah selalu beserta dengan orang – orang yang sabar namun tidak pasrah terhadap keadaan. Itulah yang membuatnya bersemangat mencari nafkah untuk keluarganya
Setiap hari dia selalu pergi berkeliling di lingkungan tempat tinggalnya, dengan harapan dia dapat memperoleh beberapa barang bekas yang masih bisa ia jual kembalai. Sudah cukup lama ia mengelilingi lingkungan tempat tinggalnya dan Alhamdulillah barang bekas yang ia dapatkan sudah cukup banyak, namun tidak begitu jauh dari hadapannya dia melihat sebuah dompet dan ia langsung mengambilnya.
Ketika ia membuka dompet itu untuk melihatnya, ternyata banyak sekali uang di dalamnya dan beberapa kartu rekening. Tanpa piker panjang dia langsung membawanya pulang. Sesampainya di rumah dia membuka kembali dompet itu untuk melihat apakah ada kartu pengenal pemilik domprt ini, dan ternyata memang ada.
Tidak berselang beberapa lama istrinya dating dan melihat suaminya memegang uang banyak. Istrinya langsung berbinar – binar melihat uang itu, dan menyuruh suaminya untuk mengambilnya dan tidak usah di kembalikan, sebab dengan uang itu keluarganya dapat hidup menjadi serba berkecukupan.
Hampir saja pumulung itu terpengaruhi oleh kata – kata istrinya, dan ia langsung beristigfar. Kemudian dia menasehati istrinya bahwa kita hidup seperti ini adalah anugrah dari Allah dan kita harus bisa mensyukurinya, jangan hanya kare Allah memberikan cobaan seperti ini kita langsung mengadaikan Iman kita. Andai saja kita mengambil uang ini mungkin kita akan berkecukupan tapi itu hanya sementara dan mungkin juga itu akan membuat kita jauh dari Allah. Biarlah kita hidup seperti ini asal kita menjadi lebih dekat kepada Allah, setelah dinasehati istrinya pun sadar dan meminta maaf kepada suaminya.
Keesokan harinya pemulung itu berangkat dari rumah untuk mencari barang bekas dan sambil mencari alamat pemilik dompet ini. Setelah beberapa lama akhirnya dia menemukan alamat dari pemilik dompet itu. Dia pun diam sejenak karena baru pertama kali dia melihat rumah sebesar itu. Kemudian dia menghampiri rumah itu dan langsung mengucapkan “Asslamualaikum” dengan sekeras – kerasnya karena dia berfikir dengan rumah yang sebesar ini jika pelan orang yang punya rumah tidak akan mendengarnya, walaupun disitu terdapat bel ( harap pembaca memaklumi ).
Tidak berselang beberapa lama keluarlah seseorang dari dalam rumah dan menghampirinya. Pemulung itu langsung menanyakan apakah ini adalah rumah dari pemilik kartu nama ini tanpa langsung member tahu tentang dompet itu, ternyata memang benar. Kemudian dia meminta untuk bertemu dengan pemilik kartu nama ini dan orang tadi yang ternyata seorang pembantu langsung masuk dan memanggil yang punya rumah.
Ternyata pemulung itu di panggil kembali dan di suruh masuk. Ketika di dalam tanpa buang – buang waktu pumulung itu langsung bertanya apakah anda pemilik kartu nama ini, dan ternyata memang benar. Dan pemulung itu langsung mengeluarkan dompet itu kepada pemiliknya. Dan pemilik dompe itu sangat berterimakasih kepadanya, kemudian pemulung itu di beri hadiah, namun dia menolaknya karena dia ikhlas melakukannya.
Tetapi pemilik dompet itu mengatakan ini adalah rezeki dari Allah karena kebaikan dan kejujuran bapak, dan mungkin ini adalah berkah dari Allah atas segala kesabaran bapak menjaga amanah untuk mengembalikan dompet ini, ambilah. Dia pun langsung mengambilnya.
Setelah berselang beberapa lama dari peristiwa itu, rasa syukur pemulung itu semakin bertambah. Karena sekarang kehidupannya telah mapan dan dapat membahagiakan keluarganya, dan sekarang dia dapat membangun agen pengumpul barang bekas.
( Riski Nugroho Putra )
Sumber gambar : fadhlyashary.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar